Rabu, 24 April 2013

Tak Ada Barang Bukti, 5 Pelaku Bom dilepas.



 Lima pelaku pemboman ikan yang tertangkap tangan oleh pihak Kepolisian Sektor (polsek) Liukang Tangayya di Pulau Sapuka, kini dilepaskan, Sabtu( 20/4).

Pihak Polsek Liukang Tangayya terpaksa melepaskan mereka dengan alasan tidak ada bukti. Kapolsek Liukang Tangayya, Ajun Komisaris Polisi(AKP) Srianto Ponidjan mengatakan, pihaknya melepas para pelaku, karena saat pengejaran alat bukti berupa bom dan alat bom ikan dibuang oleh pelaku dilaut.

"Saat ditemui dikantornya,Srianto mengatakan " mereka kami tahan seminggu yang lalu, dan Bagaimana bisa kami menahannya terlalu lama, alat bukti mereka sudah dibuang, kami tidak bisa apa-apa, "katanya.

Warga Pulau Sapuka sangat menyayangkan hal ini, menurut mereka kelima orang tersebut adalah orang yang selalu melakukan pemboman dilaut, warga sangat senang ketika mengetahui bahwa mereka ditangkap, namun ketika mengetahui dilepas, warga sangat kecewa.

" mereka itu sudah berkali-kali melakukan pemboman didaerah kami, harusnya polisi harus tegas memproses mereka,bukan malah melepaskan" ketus salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya.

Warga Pulau Liukang Tangayya Minta Penambahan Jatah Raskin.


Penerima Beras miskin(raskin) yang berdasarkan data TNP2K untuk wilayah kecamatan Liukang Tangayya sebanyak 1596 kepala keluarga, untuk 3 tahun terakhir ini tidak pernah bertambah akibat tak ada pendataan ulang yang dilakukan.

Kadir(41),warga pulau Sapuka mengatakan," Saya dan beberapa warga lain cuma pemancingji kasian, masa'tidak dapat, mauki juga na tidak pernah ada yang mendata."keluhnya.

Menurut warga pulau tersebut, jatah raskin datang kepulau tiap 3 bulan sekali dan akibat tak adanya lagi pendataan, warga pulau yang telah tercatat sebagai penerima raskin harus rela membagi sebagian jatah mereka untuk warga lain.

Kepala bagian(kabag)perekonomian pangkep, agus salim membenarkan bahwa tak ada penambahan jumlah penerima raskin di kecamatan Liukang Tangayya."memang benar tak ada penambahan,tak ada pengurangan, jumlahnya tetap,tidak berubah".

Agus menambahkan, bahwa pemerintah sangat memahami bahwa jatah penerima raskin untuk pulau lebih besar karena tak ada sawah disana.

Senin, 22 April 2013

5 hari Bupati Pangkep Kunjungi Pulau Terluar.




Sejak kamis(17/4) hingga(22/4) rombongan bupati yaitu, wakil bupati unsur muspida dan beberapa pimpinan SKPD terkait, melakukan perjalanan laut menuju pulau-pulau terluar di kecamatan Liukang tangayya dengan menggunakan kapal kayu.

Kunjungan Bupati beserta rombongannya ini adalah kunjungan pertama yang dilakukan pejabat dengan menggunakan kapal kayu, bupati diperiode sebelum-sebelumnya tak pernah berani melakukan hal ini. Mereka hanya berani melakukan perjalanan dengan naik kapal Angkatan Laut dan helikopter.

Bupati dan wakil bupati bersama unsur muspida lainnya,anggota DPRD beserta sejumlah pimpinan SKPD terkait kini pulang dengan selamat, kapal kayu yang mereka tumpangi adalah kapal rakyat yang berasal dari pulau Balo-baloang, dengan tonase 200 ton, yang membawa sejumlah barang bantuan  yang ditujukan ke masyarakt pulau, dengan jumlah batasan angkutan 60 orang.Awalnya, rombongan memulai perjalanan melalui pelabuhan penyeberangan Kayangan di Kabupaten Lombok Timur,Pulau Lombok,Nusa Tenggara Barat, setelah tiba di wilayah tersebut,rombongan bupati melakukan silaturahmi dengan warga pangkep yang bermukim di wilayah tersebut.

" ini adalah kunjungan saya yang pertama, saya ingin melihat langsung warga saya dan mencoba mendengarkan keluhan mereka secara langsung dan memberikan solusi terbaik untuk mereka ",kata Bupati Pangkep,H Syamsuddin A.Hamid,SE.

Selanjutnya dari pelabuhan Kayangan ,rombongan bupati memulai kunjungan kerjanya menuju wilayah timur Liukang Tangayya. Dengan lokasi kunjungan pertama di Pulau Sapuka dengan jarak tempuh 18 jam. Dipulau tersebut masyarakat dari beberapa desa telah menunggu. Menyambut rombongan dengan kawalan 17 kapal nelayan . Sesampainya disana disambut meriah oleh warga dengan tarian padduppa,dan beberapa atraksi budaya lainnya.

Di pulau Sapuka,Bupati mengajak untuk melakukan pemotretan E-KTP di kantor desa serta memberikan bantuan berupa 9 mimbar masjid,genset 10 buah, 10 ribu steak singkong gajah, bola kaki 27 buah, karpet 5 roll, bibit kelapa 8 ribu buah mengadakan dialog terbuka untuk warga, tentang apa saja keluhan mereka kemudian diberikan solusi serta penjelasan bijak yang dari  unsur muspida dan SKPD. Rombongan menginap dipulau tersebut selama semalam.

Esok paginya perjalanan diteruskan dipulau Kembang Lemari padahal sebelumnya tak ada jadwal untuk kesana namun karena saat dialog semalam warga pulau tersebut mengajak rombongan bupati untuk berkunjung. Jarak yang ditempuh dari Pulau Sapuka ke Pulau Kembang Lemari sekitar 1 setengah jam. Disana bupati pangkep juga mengadakan dialog , pulau yang memiliki 9 kelompok Majelis ta'lim ini diberikan bantuan berupa 300 buah Al-qur'an. Tak mau menyia-nyiakan kunjungan bupati, warga pulau mengajak bupati untuk meresmikan sekolah menengah pertama yang ada dipulau tersebut.

Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke Pulau Aloang desa Tampa-ang, dengan lama perjalanan 3 jam. Sekitar 500 meter sebelum sampai di dermaga pulau itu, 27 kapal nelayan juga telah menyambut dengan kawalannya, mereka sangat antusias, bupati disambut pula dengan tarian paddupa dan atraksi lain, dipulau tersebut juga diberikan bantuan yang sama dengan pulau Sapuka serta diadakan dialog terhadap warga.

Dari pulau Aloang perjalanan dilanjutkan kembali pada pukul 9 malam hari menuju Pulau Sailus, jarak tempuh menuju pulau tersebut sekitar 4 jam. Pukul 2 dini hari rombongan bupati tiba, yang membuat terharu meskipun rombongan bupati datang dini hari, ratusan warga pulau sailus sangat antusias menyambut rombongan bupati, tua dan muda rela begadang menunggu sang pemimpin mereka.

Sehingga dengan wajah lusuh, dan suara serak bupati terharu menyampaikan terimakasih terhadap perhatian warganya yang sangat sabar menunggu dari pagi hari sesuai jadwal, namun ada kunjungan mendadak di pulau Kembang Lemari, hingga jadwal berubah. Setelah mengucapkan rasa terimakasihnya,bupati mengajak untuk melakukan dialog esok paginya dan meminta kepada warga untuk beristirahat, serta mengingatkan untuk melakukan pemotretan E-KTP di kantor desa.

Esok harinya sebelum dialog, bupati dan rombongan meresmikan sekolah menengah pertama(SMP)di pulau tersebut serta sebagai saksi atas tanah hibah yang diberikan salah seorang warga untuk lahan yang akan dibanguni Sekolah Menengah Atas(SMA). Setelah itu dialogpun diadakan,diberikan pula bantuan yang sama dengan pulau sebelumnya . Ternyata dalam dialog tersebut, masyarakat pulau lain juga turut, sehingga mereka juga mengajak rombongan bupati untuk mengunjungi pulau mereka. Tak tahan dengan permohonan warga, jadwal kunjungan lagi-lagi ditambah.

Pulau tersebut adalah pulau Poleonro, pulau yang dikelilingi dengan karang terluas tersebut, mengakibatkan 2 kali evakuasi dari kapal menggunakan perahu nelayan kecil. Di pulau tersebut juga diadakan dialog yang sama dengan pulau lainnya.

Faisa(61) warga pulau poleonro mengatakan, sangat gembira atas kedatangan bupati dan rombongan pasalnya pulau poleonro sangat jarang dikunjungi pejabat pemerintah daerah.

"Saya dengan umur segini,baru pertama kali melihat bupati pangkep, sebelumnya tidak pernah, kami semua sangat senang,itu artinya pemerintah juga memperhatikan kami", ujarnya seraya selalu memberikan doa keselamatan bagi perjalanan rombongan bupati di laut.

Pulau Poleonro adalah pulau terakhir di kecamatan Liukang Tangayya yang dikunjungi oleh rombongan bupati. Helaan Nafas lega dari rombongan ketika akan kembali kepelabuhan kayangan di Kabupaten Lombok Timur,Pulau Lombok,Nusa Tenggara Barat, dan kembali ke Pangkep.