Selasa, 07 Mei 2013

Untuk Penambahan Ekonomi,Pangkep Punya Pasar Rakyat.



Dinas Koperasi,Perindustrian dan perdagangan(Diskoperindag)Pangkep menggelar pasar rakyat disepanjang pinggir sungai pangkajene pangkep tepatnya di ruas jalan pusat perbelanjaan ruko palampang.

Dalam meramaikan pasar rakyat ini, sebanyak 110 pedagang dari 241 pendaftar akan menjajakan berbagai macam kebutuhan masyarakat, yang diresmikan oleh Bupati Pangkep, H.Syamsuddin A.Hamid,SE jum'at malam (3/4).

Turut dalam peresmian tersebut, kepala diskoperindag, kepala biro komunikasi Tonasa, sekertaris daerah ,kepala dinas Pendapatan daerah, dan kepala dinas kebersihan pangkep.

Bupati mengatakan, Dengan adanya pasar rakyat ini, pedagang bisa mendapatkan penghasilan tambahan yang biasanya bekerja sampai sore hari, kini bisa bekerja pada malam hari,katanya.

" Yang perlu diingat bersama, pasar rakyat kita ini harus tertata dengan rapi, tak ada pedagang emperan yang membuat pemandangan tak sedap. kebersihan,keamanan dan ketertiban juga selalu terjaga dengan baik",tambahnya.

Kepala Diskoperindag Pangkep,Drs Dewa Bochari mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan agar ada penambahan aktivitas ekonomi,mengingat antusiasnya masyarakat sangat tinggi tiap pasar malam diadakan,

"Sejak pendaftaran dibuka, jumlah pendaftar membludak mencapai 241 orang pedagang.tapi karena kios yang tersedia/selesai baru 110,maka untuk sementara pendaftaran ditutup,sampai kios mencukupi" katanya.

Setelah diresmikan, pasar rakyat ini untuk sementara dibuka selama satu pekan, setelah itu dibuka tiap sabtu-minggu apabila pengunjung antusias ,maka akan dibuka tiap malam,tambah dewa

Untuk berdagang dipasar rakyat,para pedagang hanya dimintai untuk membeli kios bongkar pasang yang dibuat di Balai Latihan Kerja(BLK)Pangkep sebesar Rp.1,5 juta. untuk meringankan pedagang pembayaran kios diangsur sebanyak 3 kali.

Tidak Mampu Tebus Obat,Pasien Jamkesmas Meninggal

.

Warga jalan Bambu, Kampung Birao, Kelurahan Biraeng, Kecamatan Minasatene, Patimasang(75)oleh dokter di ICU ia divonis stroke dan mengalami pendarahan diotak, ia menghembuskan nafas terakhirnya (5/5) malam,setelah keluarganya mengeluarkan dirinya dari ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pangkep dengan alasan tidak mampu lagi menebus resep obat dari dokter.

"Yang gratis itu cuma Kamar inapnya, obatnya tidak, kalau ditahu bilang obat-obatan tidak gratis mungkin lain ceritanya, " ketus Ruslan(28)cucu almarhum Patimasang.

Menurut ruslan awalnya ia beserta tetangga almarhumah melarikan ke RSUD setelah mendapati almarhumah pingsan dirumahnya. Dengan bekal kartu jamkesmas terbaru dan rujukan dari Puskesmas Minasate'ne almarhumah dilarikan ke RSUD Pangkep.

Sambil terisak ruslan  menceritakan bahwa sejak neneknya masuk rumah sakit minggu lalu,ia harus bolak balik apotek diluar untuk membeli obat yang tidak tersedia di apotek RSUD Pangkep. "Masuk pertama saya sudah bayar Rp366 ribu untuk beli obat," katanya

"Selama di rumah sakit ada-ada saja obat yang harus dibeli diluar yang harganya antara Rp200 ribu sampai Rp300 ribu,saya sudah tidak sanggup lagi membiayai, uang dikantong saya tinggal Rp8 ribu,terpaksa nenek dikasih keluar dari rumah sakit" sesalnya

Selama di rumah sakit sumbangan dari tetangga serta warga sekitar rumah almarhumah, dalam membantu meringankan beban biaya pengobatan,tidak mencukupi. Sehingga Ruslan terpaksa menggadaikan satu-satunya sepeda motor miliknya.

Terpisah, Lurah Biraeng Abdul Haling menyesalkan kejadian yang menimpa warganya," Kok bisa begitu, almarhumah itu peserta jamkesmas, semestinya tak ada biaya sedikitpun yang keluar",terangnya.

"Selama ini saya bahkan sering rela jadi jaminan bagi warga saya, yang ketika dirujuk dari puskesmas ke RSUD Pangkep,tidak dilayani gara-gara Kartu keluarga yang belum terbitlah, KTP lah,dan lain-lain. Semestinya rawat dulu pasiennya", tegasnya.

Sampai berita ini diturunkan kepala RSUD Pangkep,susah ditemui untuk konfirmasi.