Rabu, 29 Mei 2013

Lagi-lagi, Aksi Blokir Jalan Di Kabupaten Pangkep.

Aksi blokir jalan oleh warga kampung Sela, Desa Mangilu, Kecamatan Bungoro Pangkep sejak sabtu(25/5)masih berlanjut. Pos ronda yang digunakan warga untuk menutup akses jalan yang sehari-harinya dilalui truk pengangkut hasil tambang masih berada ditengah jalan. Sejumlah warga nampak berjaga-jaga disekitar pos.

"Kami tidak akan membuka jalan ini sebelum diperbaiki, ini sudah kesepakatan seluruh warga Sela,"Kata Darwis, salah seorang warga yang berada dilokasi pemblokiran jalan kampung Sela(29/5).

Puluhan truk dan beberapa kendaraan tambang lain masih tertahan tak beroperasi karena tak bisa melewati blokir warga.

Sementara itu ditempat yang berbeda, Kampung Siloro Desa mangilu Kecamatan Tondong Tallasa', hari ini juga (29/5),melakukan pemblokiran jalan dengan menggunakan papan dan batu gunung, serta motor warga sebagai benteng pertahanan.

Asdar(27) salah seorang warga siloro mengatakan, ini adalah aksi penutupan jalan yang ke dua, sebelumnya, bulan januari kami menanam padi dijalanan, waktu itu jalan kami buka karena ada kesepakatan , bahwa perusahaan akan men-cor jalan dan melakukan penyiraman 5 kali sehari, namun beberapa bulan belakangan ini, jalan kembali rusak, dan tak ada sama sekali penyiraman",pungkasnya.

Abdul Malik Kepala Desa Mangilu mengatakan," Saya akan terus mendukung aksi warga, masalahnya, debu serta lumpur yang tiap hari di berikan oleh warga oleh truk pengangkut tambang, sudah menimbulkan penyakit Ispa pada masyarakat, ditambah lagi jalan yang berlubang sering membuat pengendara mengalami kecelakaan.

Menanggapi tuntutan warga tersebut, Kepala Bagian Pertambangan Umum Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Pangkep, Ir Dahmadi Dahlan membenarkan aksi pemblokiran warga Kampung sela yang menutup jalan. Ia mengaku memahami perasaan warga yang marah terhadap kondisi jalan yang dirusak oleh kendaraan tambang yang berkapasitas melebihi tonase jalan.

"Memang benar, warga selalu tutup jalan, itu jalan satu-satunya wajar kalau mereka tutup jalan," katanya.

Ia berharap agar para pengusaha pemegang izin tambang memperhatikan kondisi sosial disekitar tambang, termasuk kondisi jalan. Meski membenarkan kalau kualitas jalan tidak sesuai dengan kapasitas kendaraan, namun ia enggan menanggapi terlalu banyak.

"Kualitas jalan memang tidak sesuai untuk truk 10 roda, tapi masalah itu tanyakan saja ke dinas PU (Pekerjaan Umum). Seharusnya pemegang izin, pengusaha tambang dan termasuk Tonasa untuk memberikan perhatian," harap Dahmadi.

Dahmadi menjelaskan, sejak April tahun ini perusahaan tambang telah melakukan perbaikan jalan sementara dengan penimbunan jalan yang berlubang. Tapi karena hujan yang cukup deras maka jalan kembali rusak. Ia mengaku setuju dengan tuntutan warga untuk peningkatan kwalitas jalan, bukan hanya penimbunan jalan yang berlubang.

"Sebenarnya sejak April pengusaha sudah melakukan perbaikan sementara, tapi kondisinya memang harus ada perbaikan permanen jalan disana itu," tukas Dahmadi.

Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Pangkep, Ir Sunandar mengakui sudah meninjau langsung lokasi blokir jalan, ia mengatakan bahwa pihaknya belum menganggarkan perbaikan jalan Kampung

Meski belum dianggarkan, Sunandar mengatakan bahwa untuk perbaikan jalan sementara seperti yang diminta warga, pihaknya sudah berkoordinasi dengan para pengusaha tambang. Pihak PUTR membantu penimbunan dengan menurunkan dua kendaraan berat.

"Kita sudah koordinasi dengan pengusaha tambang, jadi mereka siapkan timbunan dan kami menyiapkan kendaraan berat," pungkas Sunandar.

Ia juga mengatakan bahwa untuk tahun ini Dinas PU dan tata ruang fokus melakukan perbaikan jalan dijalan kecamatan sepanjang jalur Desa Mangilu ke Kecamatan tondong Tallasa.

" Insya Allah pertengahan bulan juni, pekerjaan jalan akan dimulai",katanya.

Terpisah H.Haris Gani pemilik salah satu perusahaan tambang, juga sangat memahami pemblokiran jalan oleh warga kampung Sela, dan kampung Siloro pasalnya jalan itu sangat rusak parah, ia mengatakan bahwa pihaknya sering melakukan penimbunan jalan. dan ia juga mengakui bahwa sudah 2 bulan lebih perusahaannya tidak mengangkut hasil tambang diarea tersebut, dengan alasan jenis tambangnya tidak cocok dengan pesanan. jadi ia tidak tahu kalau ada pemblokiran jalan yang dilakukan warga karena kejadian ini jauh setelah ia tak beroperasi lagi.

"Wajar kalau warga marah, karena itu jalan satu-satunya, perorangan saja kalau jalanan didepan rumahnya berlubang sedikit pasti mengeluh, apalagi jalanan mereka, rusak satu kampung",belanya.

"Perusahaan kami sudah tidak beroperasi lagi sejak 2 bulan lalu, sebelumnya saat beroperasi disana kami selalu menimbun jalan dan juga ketika selesai mengangkut kami selalu membersihkan diarea tambang", kata Haris yang juga Anggota Komisi III DPRD Pangkep ini.

Anggapan Haris ini dibenarkan warga, bahwa dulu saat perusahaannya beroperasi, hanya perusahaannya yang rajin membersihkan dan menimbun jalan berlubang.

Sebagai Anggota DPRD Pangkep ia mengatakan " Untuk penimbunan yang dilakukan para perusahaan tambang, itu bukan solusi yang bagus, semestinya jalanan itu dibeton. itu kan jalanan umum, jalanan pemerintah Kabupaten Pangkep, semestinya Dinas terkait seperti, Dinas perhubungan dan Dinas PU memperhatikan hal tersebut"katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar